Buat Ogoh –ogoh Sebagai Simbol Corona - Romansa Bening

Breaking

Buat Ogoh –ogoh Sebagai Simbol Corona


 


Seminggu lagi, umat Hindu akan merayakan Hari Raya Nyepi. Di Kabupaten Kediri, umat Hindu bersiap merayakan Nyepi dengan membuat ogoh – ogoh. Bertepatan dengan menyebarnya wabah virus corona, ogoh – ogoh yang akan dibakar sehari sebelum Nyepi menjadi simbol virus yang kini menjadi pandemi di dunia.

Ogoh – ogoh yang diberi nama ‘Kala Corona’ itu dibuat oleh beberapa anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) yang tinggal di Desa Sekaran Kecamatan Kayen kidul Kabupaten Kediri. Dengan bantuan para pemuda di desa tersebut, boneka raksasa itu pun rampung dibuat dalam waktu kurang lebih 30 hari. Ogoh – ogoh setinggi 2,5 meter tersebut berupa raksasa wanita dengan empat tangan berkuku tajam dan di punggungnya bertuliskan ‘basmi korona’.


“Kalau ogoh – ogoh Kala Corona ini yang buat adik – adik, dengan bimbingan para pemuda yang ada. Ukurannya pun tak sebesar karya orang dewasa, karena menyesuaikan tinggi badan mereka saat naik tangga dalam proses pembuatannya,” ujar Putut Aditya (20), salah satu pemuda di desa tersebut.
Selain Kala Corona, mereka juga membuat beberapa ogoh – ogoh lain. Bahan utama yang digunakan bambu, kertas, dan pernik – pernik lainnya.  “Kalau ogoh – ogoh yang disamping Kala Corona itu diberi nama Boma Pralaya. Selain itu ada dua ogoh – ogoh yang belum terselesaikan pembuatannya,” ujar Oka Aprilian (14) remaja lainnya.

Untuk membuat empat ogoh – ogoh dibutuhkan dana Rp 3 juta. Mereka mulai pembuatan ogoh - ogoh sejak awal bulan Februari lalu dengan sistem gotong royong dan tak pandang waktu. “Yang buat para pemuda dan waktunya sesenggang mereka. Tak hanya pemuda beragama Hindu saja yang buat, para pemuda yang beragama lain pun ikut membantu pembuatannya,” kata Ade (23) pembuat ogoh – ogoh lainnya.

 “Sebelum Nyepi, ogoh – ogoh ini dibakar, harapan kami semua yang jelek ikut lebur saat ogoh- ogoh dibakar,” kata Deva (18) pemuda di desa itu.
Harapan serupa juga diutarakan Galih Wisnu (17). Dia meyakini jika ogoh – ogoh dapat menolak balak. “Semoga virus corona juga segera berlalu dan lebur bersama ogoh – ogoh,” tuturnya.

Rencananya, ogoh – ogoh yang dibuat ini akan diarak menuju Pura, dan membakarnya sebagai tanda dimulainya ibadah Nyepi.(*)