Kusnan, Pengrajin Gitar Kediri, Pilih Bambu untuk Siasati Keterbatasan Modal - Romansa Bening

Breaking

Kusnan, Pengrajin Gitar Kediri, Pilih Bambu untuk Siasati Keterbatasan Modal

 
 
 
 
 
 
 
 
 
Kreativitas memang tanpa batas. Seperti yang dilakoni Kusnan (57), pengrajin gitar asal Banjaran Kota Kediri. Terhitung, sudah hampir tiga tahun belakangan ini dia membuat gitar dari bahan bambu.

Kreativitas Kusnan tidak lepas dari kondisi yang dihadapi. Keterbatasan modal membuatnya berpikir untuk menyiasati mahalnya harga bahan baku kayu yang otomatis juga membuat harga produk gitarnya mahal.  Selain mahal, untuk mendapatkan bahan baku kayu yang bagus butuh waktu yang lama. Akhirnya, dia mencoba menggantikan bahan baku utama tersebut dengan bambu. “Saya mencoba memanfaatkan bahan yang ada di sekeliling. Kalau bambu kan mudah didapat. Di desa – desa juga masih banyak,” kata bapak tiga anak itu.

Tidak semua jenis bambu dapat dijadikan bahan baku pembuatan gitar. Dia mengatakan hanya ada tiga jenis bambu yang dapat dijadikan bahan yang bagus untuk menghasilkan suara yang merdu. Seperti bambu ori, bambu jawa, dan bambu petung. “Semua jenis bambu itu mudah untuk didapat,” ujarnya.

 Selain mudah didapat, harga sebatang bambu jauh lebih murah dibandingkan dengan sebatang kayu yang biasa digunakan untuk membuat gitar.  Sepotong bambu dengan diameter antara 20 sentimeter hingga 25 sentimeter dengan panjang 12 meter, harganya hanya berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. Harga tersebut sudah termasuk ongkos kirim hingga sampai depan rumah. “Satu buah bambu, hanya bisa menjadi 2 buah gitar,” ucap pria kelahiran 1961 silam itu.

Sedangkan bahan baku kayu harganya jauh lebih mahal. Seperti kayu eboni misalnya, kayu berwarna coklat kehitaman dengan ukuran diameter 25 sentimeter dan panjang 2 meter, harganya dapat mencapai Rp 5 juta. “Kalau bahan kayu ini, setidaknya dapat menjadi 8 buah gitar,” tuturnya.

Selisih  harga dua macam bahan baku itulah yang membuat Kusnan mampu bertahan meneruskan usahanya. Dia menuturkan, selama ini banyak menolak pesanan karena terbatasnya modal untuk memproduksi gitar dalam jumlah besar. Selain kayu, bahan gitar lainnya, seperti dryer (pengait senar) juga tergolong mahal.  Modal besar dibutuhkan untuk menggaji karyawan. “Dryernya saja pakai yang kualitas sedang, berkisar antara Rp 125 ribu,” katanya.

Dalam sebulan, dia mampu merampungkan 10 buah gitar dari bahan baku bambu. Untuk sebuah gitar dia mematok harga antara Rp 400 ribu hingga Rp 2 juta. Harga tersebut menyesuaikan jenis bambu yang digunakan sebagai bahan baku. “Proses yang lama adalah pengeringan. Setidaknya ada tiga kali proses pengeringan,” ujarnya.

Gitar hasil karyanya itu banyak dipesan dari berbagai daerah di Jawa Timur. Namun, belakangan ini, dia banyak direpotkan pesanan dari luar daerah Jawa Timur. “Bahkan, yang kerja sebagai TKI di hongkong dan Korea Selatan, juga membeli gitar dari saya untuk dibawa ke luar negeri,” katanya. (*)