Sempat terpinggirkan, kini batik kembali dilirik. Mulai anak – anak hingga orang dewasa bergiat belajar membatik. Menjaga budaya asli nusantara yang mendunia menjadi alasannya.
Seperti yang dilakukan sejumlah guru dan kepala sekolah di Kota Kediri. Mereka berkumpul di SD Frateran II, Kecamatan Mojoroto, Sabtu (26/9). Berbaju rapi, mengenakan alat pelindung diri, duduk di kursi, para pendidik itu memperhatikan tutor dengan sepenuh hati.
Sebelum mulai mengisi ruang – ruang senggang sesuai pola pada kain putih dengan malam dari canting, mereka dengan seksama mendengarkan pembekalan. Setelah itu, mereka langsung mencoba berkarya meski hasilnya belum selalu sempurna.
Kegiatan ini digelar tak hanya sekadar untuk menyambut peringatan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober mendatang. Penggagas acara, FX Luhkita Heru Pratama mengungkapkan, kegiatan ini berawal dari keinginannya untuk menjaga warisan budaya bersama teman seprofesinya. "Batik merupakan barang berharga yang tak ternilai harganya. Warisan budaya dunia ini wajib kita jaga bersama," kata pria yang menjabat Kepala SD Frateran II.
Belajar membatik ini bakal terus berlanjut. Dalam seminggu akan dihelat satu kali pertemuan untuk belajar membatik. Menurut Heru, keahlian membatik dapat menjadi pengisi waktu ketika guru dan kepala sekolah sudah pensiun. Karya tersebut bisa menjadi peluang usaha."Rencana setiap hari Sabtu akan digunakan belajar bersama. Teman-teman biar bisa terus berkarya ketika sudah pensiun," ujarnya.
Anis Juli Astuti (58), Kepala Sekolah Dasar Negeri Ngampel 1 Kota Kediri yang menjadi peserta kegiatan mengaku senang dengan pelatihan yang diikutinya. Meski membatik tulis tergolong sulit, dia tetap mencobanya. “Di sekolah sekarang banyak ekstrakurikuler membatik bagi siswa. Kalau siswa bisa, guru – guru tentu tak boleh kalah. Butuh kesabaran lebih dan harus tekun berlatih," katanya.
Batik mulai dijadikan sebagai warisan budaya yang mendunia sejak UNESCO mengakuinya pada 2 Oktober 2009 lalu. Sejak saat itu, pemerintah menetapkan 2 Oktober sebagai hari batik nasional.(*)