Siapa tak kenal dengan permainan layang – layang. Ya, permainan tradisional ini terbuat dari kertas maupun kain dengan berbagai macam kerangka yang diterbangkan ke udara denga menggunakan seuntai benang sebagai alat kendalinya.
Bermain layang-layang memang membutuhkan tanah lapang dan angin kencang. Apalagi sekarang bermain layang – layang tak lagi dilakukan seorang diri. Selain bersama kawan, bermain layang – layang juga bisa dilakukan sekeluarga.
Seperti yang dilakukan keluarga Utomo (39) asal Kabupaten Nganjuk. Bersama anak dan tiga keponakannya dia datang ke Kota Kediri untuk bermain layang – layang.
Dia berkisah tentang masa kecilnya. Saat itu, jika bermain layang-layang cukup di depan rumah. Namun sekarang rasanya sulit bahkan hampir tak mungkin menerbangkan layang-layang di halaman rumahnya karena banyak tiang listrik yang menghalang dan berbagai macam kabel yang semakin hari semakin banyak. “Dulu cukup di depan rumah sama teman-teman,” tuturnya.
Di Kelurahan Tosaren Kecamatan Pesantren Kota Kediri, terdapat sebidang tanah yang menjadi ruang riang penikmat layang-layang. Letaknya tak jauh dari kantor kelurahan setempat. Utomo dan keluarganya yang ada di Kota Kediri bermain layang-layang di tempat tersebut.
Naila (8) putri Utomo mengaku senang dapat bermain layang-layang dengan ayah dan saudaranya. Keseruan lain juga dirasakan oleh Raka (9) saudara Naila. Dia terhibur bisa melakukan permainan tradisional tersebut. “Dibandingkan bermain gawai, layang-layang lebih seru karena bisa sambil olahraga berlari-lari,” ujarnya.(*)