BERBURU KIJING DI WADUK SIMAN - Romansa Bening

Breaking

BERBURU KIJING DI WADUK SIMAN


*15 Menit Dapat 10 Kilogram

Riang : Anak - anak mencari kijing di waduk Siman. Hasil tangkapan yang banyak bisa digunakan untuk makan maupun dijual (foto /vree)


   Sekelompok bocah laki - laki berusia 9  - 12 tahun tampak berdiri di tepi waduk Siman,waduk terbesar di Kabupaten Kediri. Sejenak kemudian,mereka melepas pakaiannya dan terjun bebas ke dalam waduk. Beberapa saat,mereka silih berganti naik turun waduk sembari membawa kijing (sejenis kerang) dari dalam air. Kijing dikumpulkan di tepi waduk hingga menumpuk.  
    
Itulah kebisaan bocah - bocah Siman. Mereka biasanya mulai berburu kijing di dasar waduk sekitar pukul 15.00 WIB. Biasanya mereka datang berkelompok,terdiri dari 5 -6 anak. Meski harus berenang dan menyelam kesana kemari,tapi anak - anak itu terlihat gembira. “Sudah biasa mencari kijing sama teman - teman,”kata Hari (11).
      
Kijing merupakan hewan sejenis kerang yang hidup di sungai. Bagian cangkangnya berwarna hijau atau biru kehitaman. Jika dibuka,dibagian dalamnya akan terlihat seperti kepah atau kupang yang berwarna putih dan melebar.      

Perburuan kijing yang dilakukan secara berkelompok ternyata membawa hasil yang sangat besar. Dalam waktu kurang dari 15 menit,mereka bisa mengumpulkan kijing hingga 10 kilogram. Awalnya kijing itu dikumpulkan di tepi waduk hingga tampak menumpuk. Baru setelah perburuan selesai dan mereka hendak pulang,kijing - kijing itu dimasukkan kedalam sebuah karung besar.    
  
Rudi (12) salah satu pencari kijing itu mengatakan,kijing hasil tangkapannya itu biasanya dimasak dan digunakan untuk menu berbuka puasa. 10 kilogram kijing jika diolah bisa menjadi 3 panci masakan. “Ya diolah sendiri,untuk makan waktu buka puasa. Rasa dagingnya enak,”kata bocah kelas 6 SD itu.      
Untuk mengolah kijing memang tidak terlalu sulit. Pertama cangkang harus dibuka untuk mengeluarkan dagingnya. Kemudian daging itu direbus beberapa saat,baru kemudian digoreng atau digoreng. 

Memasaknyapun tidak harus dirumah,karena bocah - bocah itu biasanya memasak kijing yang ditangkap di dekat waduk. Mereka menguliti cangkang,mengambil daging dan mengolah kijing di balik rerimbunan semak yang mengitari lokasi waduk. “Biasanya makannya itu pakai kecap atau sambal,rasanya lebih enak,”imbuh Rudi.      

Selain dikonsumsi sendiri,kijing hasil tangkapan bocah - bocah itu juga dijual ke sejumlah warung. Biasanya,untuk 10 kilogram kijing yang diperoleh,bocah - bocah itu mendapat uang sebesar Rp 15 ribu. Uang hasil penjualan itu kemudian dibagi rata pada semua anggota kelompok yang ikut dalam perburuan kijing. “Kalau uangnya ditabung dulu. Nanti kalau mau lebaran untuk beli baju. Kalau perlu ya buat main PS,”ujar Agung (10).    
  
Sutarman (50) pemilik warung di dekat waduk Siman mengungkapkan,kijing yang banyak hidup di waduk Siman berasal dari pulau Kalimantan. Beberapa tahun lalu, sejumlah warga asal Siman yang merantau ke Kalimantan, pulang sambil membawa benih kijing. “Kijing yang dari Kalimantan itu dibawa pulang ke Siman lalu disebar ke waduk. Hasilnya,sekarang kijingny di dasar waduk sangat banyak,”katanya.      

Pada hari biasa,warga yang berburu kijing juga sangat banyak.  Biasanya para pencari kijing adalah anak - anak. Sebelum mencari kijing,biasanya mereka memancing ikan di sungai - sungai kecil yang mengalir di sekitar waduk. 
     
Selain anak - anak kecil, banyak juga pemuda dan orang dewasa yang ikut mencari kijing. Orang - orang dewasa mencari kijing di sisi waduk yang lebih dalam,sehingga hasil tangkapanpun semakin banyak. Bahkan dalam waktu kurang dari 30 menit,hasil tangkapannya bisa terkumpul 2-3 karung besar. “Kalau anak kecil mencari dekat dengan pinggir waduk,tapi kalau orangtua mencarinya sampai ke tengah waduk,sehingga hasilnya lebih banyak,”imbuh Sutarman.      

Sayangnya sampai saat ini,keberadaan kijing itu belum dimanfaatkan dengan maksimal. Hasil tangkapan kijing semata - mata masih digunakan untuk konsumsi sehari -hari warga. Padahal jika dikelola,keberadaan kijing itu bisa menjadi komoditas bisnis yang mendatangkan keuntungan besar. Pasalnya,waduk Siman menjadi satu - satunya tempat di Kabupaten Kediri yang menyimpan kijing dalam jumlah besar. “Saat ini belum digarap,padahal kalau dibuat bisnis hasilnya pasti besar,karena kijing terbanyak ya berada disini,”tambahnya.

(Laporan : Yahya Muhammad)