DUSUN JATIWEKAS TANPA FASILITAS PENDIDIKAN - Romansa Bening

Breaking

DUSUN JATIWEKAS TANPA FASILITAS PENDIDIKAN

*Murid TK Numpang Belajar Di Rumah Pak RT
Minim : Ruangan rumah yang dipakai untuk TK karena tidak adanya sarana pendidikan memadai (foto/vree)


    Dusun Jatiwekas Desa Kedawung Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri,sampai saat ini tidak memiliki fasilitas pendidikan. Akibatnya,anak usia sekolah dari dusun itu harus berjalan kaki antara 2 - 3 kilometer untuk bisa sampai di sekolah terdekat. Bahkan,sebanyak 18 anak usia 5 - 6 tahun terpaksa belajar di rumah ketua RT setempat,karena tidak adanya fasilitas sekolah taman kanak - kanak (TK).

      Ketua RT 1/RW 13 Dusun Jatiwekas,Hartono mengungkapkan,kondisi tidak adanya sarana pendidikan itu sudah terjadi selama bertahun - tahun. Padahal,banyak anak dari dusun tersebut yang membutuhkan gedung TK maupun SD sebagai tempat menuntut ilmu. Ia mengatakan,selama ini anak - anak yang hendak bersekolah di TK,harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer untuk bisa sampai di TK terdekat yang berada di Dusun Jeruk Desa Kedawung. Sedangkan bagi anak yang bersekolah di SD,harus berjalan lebih jauh lagi. Pasalnya gedung SD terdekat berada di Desa Pamongan yang jaraknya 3 kilometer dari tempat tinggalnya. Apalagi, di dusun tersebut tidak ada sarana transportasi menuju sekolah terdekar. Tidak ada satupun mobil angkutan umum yang melintas di dusun itu. “Kalau untuk anak SD mungkin sudah biasa berjalan jauh,karena mereka sudah besar. Tapi bagaimana dengan yang TK,mereka kan masih kecil dan masih harus diantar ibunya,”katanya.

      Melihat kondisi seperti itu,warga berinisiatif untuk menyelenggarakan pendidikan TK darurat. Lokasinya ditempatkan di ruang tamu Hartono,ketua RT setempat. Akibatnya,proses belajar mengajar di TK menjadi tidak maksimal. Pasalnya,ruang tamu yang digunakan tanpa lantai. Para murid belajar di atas tanah yang ditutupi karpet dan tikar. Fasilitas yang disediakanpun sangat minim. Hanya ada sebuah papan tulis dan beberapa gambar yang ditempel di dinding rumah. “Ya seperti ini kondisinya. Semuanya serba terbatas. Tidak ada alat bermain,tempatnyapun sempit,”tambah Hartono.

      Titi,salah satu orangtua murid mengaku sangat prihatin melihat tempat anaknya bersekolah. Namun,ia merasa bersyukur,meskipun semuanya serba terbatas,anaknya masih bisa mengenyam pendidikan. “Lebih baik di sini daripada harus jalan jauh. Kasihan anak saya kalau capek di perjalanan,”ungkapnya.

      Sementara itu,Sujian,kepala Dusun Jatiwekas mengatakan,pihaknya sudah sering mengajukan permohonan bantuan pembangunan gedung sekolah pada pemerintah daerah. Namun,sampai sekarang permohonan tersebut belum ditanggapi. Akhirnya warga berinisiatif untuk membangun TK sendiri di belakang rumah Hartono yang selama ini dipakai sebagai TK darurat. Saat ini pembangunan gedung TK itu masih dalam tahap pengerjaan,dengan biaya swadaya dari masyarakat. Meski begitu,Sujian optimis pemerintah daerah akan segera membantu pembangunan gedung sekolah tersebut. “Kalau melihat prosesnya,mungkin baru selesai 1 tahun lagi,jadi saya optimis dan yakin,pemerintah kabupaten akan mengulurkan tangan membantu kami untuk menyelesaikan gedung TK ini,”tandasnya.

(Laporan : Vrian Trwidodo)