SEBERANGI SUNGAI UNTUK TEMUI BUPATI - Romansa Bening

Breaking

SEBERANGI SUNGAI UNTUK TEMUI BUPATI

*372 KK Di Dua Dusun Terisolir






      Kunjungan kerja bupati Kediri,dr Haryanti Sutrisno di Desa Dungus Kecamatan Kunjang,beberapa waktu lalu diwarnai kejadian menarik. Sejumlah warga dari Dusun Jugos dan Bakalan nekat turun dari plengsengan dan menyeberang di aliran Sungai Konto untuk bisa bertemu dengan orang nomor satu di Kediri itu. Mereka yang sudah berpakaian rapi,rela melepas alas kaki ketika menyeberang sungai agar bisa bertatap muka dengan Haryanti yang saat itu berada di seberang Sungai Konto.
      Warga yang nekat menyeberang sungai itu merupakan bagian dari 372 KK di dua dusun yang selama ini terisolir. Rinciannya, 187 KK di Dusun Jugos dan 185 KK lainnya tinggal di Dusun Bakalan Desa Dungus Kecamatan Kunjang. Tidak ada akses jembatan yang menghubungkan pemukiman mereka dengan wilayah lain. Padahal lokasi kedua dusun itu dipisahkan aliran Sungai Konto sehingga terpencil dan terpisah dari dusun - dusun lainnya.
      Salah satu warga Jugos, Rohman (50 ) mengungkapkan,tidak adanya jembatan membuat warga sulit menjangkau daerah lain di sekitarnya,sehingga mereka merasa terasing. Tidak hanya sulit dalam masalah transportasi dan komunikasi,aktifitas perekonomian mereka ikut terganggu akibat tidak adanya jembatan. “Kalau mau menjual hasi tanaman sulit karena tidak bisa lewat. Begitu juga kalau ingin membeli kebutuhan pokok di pasar besar sangat susah,”ujarnya.
      Camat Kunjang, M Imron mengakui adanya ratusan warga yang terisolir akibat tidak adanya jembatan. Bahkan ia menyebut,warga memang lebih memilih menyeberangi sungai Konto untuk keluar dari pemukiman. Pasalnya,jika melalui jalan darat mereka harus menempuh perjalanan yang cukup jauh. Apabila ingin menuju pusat desa,warga Jugos harus memutar sejauh 5 kilometer. Begitupula dengan warga Bakalan. Sedangkan jika ingin menuju pusat kecamatan,warga harus memutar jalan sejauh 8 kilometer.
      Namun,aksi menyeberangi sungai juga seringkali terkendal,terutama ketika musim hujan. Pasalnya,air Sungai Konto seringkali meluap hingga warga takut menyeberang. “Kalau waktu kemarau seperti ini memang mudah diseberangi karena tinggi air hanya sebatas lutut dan mata kaki. Tapi kalau musim hujan,tinggi air bisa sampai dua meter. Itupun arusnya sangat deras sehingga warga tidak berani menyeberang,”ujarnya.
      Pemerintah kecamatan setempat pernah mengupayakan pembangunan jembatan darurat yang terbuat dari bambu. Tapi jembatan itu rusak akibat terjangan air,sehingga warga terpaksa kembali pada kebiasaan lama yaitu menyeberang sungai jika ingin pergi ke daerah lain. “Kami sudah mengupayakan jembatan darurat,tapi rusak. Sekarang,kami juga mengajukan permohonan pembangunan jembatan pada pemerintah daerah agar warga tidak kesulitan jika hendak pergi ke luar dusun,”imbuh Imron.
      Sementara itu,kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD) Kabupaten Kediri,Satirin mengungkapkan,saat ini sejumlah dusun di berbagai kecamatan memang menghadapi persoalan akses transportasi. Sejumlah dusun itu terletak di kawasan yang kondisi geografisnya sulit terjangkau,seperti lereng gunung dan pinggir sungai. Tapi ia menegaskan,pemerintah daerah terus berupaya mengatasi hal tersebut dengan membangun sejumlah prasarana jalan dan jembatan.
      Dijelaskannya,selain dengan dana infrastruktur APBD,pembangunan sarana jalan dan jembatan juga dibiayai dengan dana hibah. Dalam hal ini,masyarakat yang menjadi sasaran program ikut terlibat dalam proses pembangunan,baik melalui urunan dana tambahan maupun tenaga untuk pengerjaan. “Untuk tahun ini,kita membangun 57 jembatan yang menjadi penghubung antara dusun. Selain agar warga tidak terisolir,pembangunan jembatan juga untuk meningkatkan aktifitas perekonomian. Sedangkan pembangunannya bersifat swadaya,artinya masyarakat ikut terlibat sehingga nantinya merasa ikut memiliki jembatan,”tandasnya.
      Terpisah,bupati Kediri,dr Hariyanti Sutrisno mengatakan,dirinya mengunjungi lokasi Dusun Jugos dan Bakalan untuk mengetahui kondisi riil masyarakat setempat. Ia berjanji segera memenuhi harapan masyarakat memiliki jembatan penghubung di dusunnya. “Memang disini membutuhkan jembatan. Nanti segera kita bahas untuk realisasinya,”ujarnya.

(Laporan : Vrian Triwidodo)