KAMPUNG MANGGA BANYAKAN - Romansa Bening

Breaking

KAMPUNG MANGGA BANYAKAN


*Sepipun Omset Capai Rp 5 Juta Per Hari

Laris : Mangga podang Banyakan,salah satu komoditas primadona di Kabupaten Kediri (foto/vree)


Kecamatan Banyakan merupakan salah satu sentra produksi mangga. Tidak heran jika di kecamatan itu terdapat ratusan warga yang menggantungkan hidup dari berjualan mangga. Pasalnya,profesi itu menjanjikan untung besar hingga Rp 5 juta per hari
---------
      Tidak sulit menemukan lokasi kampung mangga Banyakan. Jika anda hendak menuju Kabupaten Nganjuk dari arah Kediri,maka anda akan menemukan deretan pedagang buah mangga di sepanjang jalan raya Kecamatan Banyakan. Di jalur sepanjang sekitar satu kilometer itu,terdapat sedikitnya 20 pedagang buah mangga. Tidak hanya di sepanjang jalan raya,deretan pedagang buah mangga juga tampak di ruas jalan desa,sekitar pasar hingga pemukiman warga. Jika ditotal,jumlah pedagang mangga mencapai ratusan orang. Mereka menggelar dagangannya sejak pukul 3 dinihari hingga 20.00 WIB.
      Kecamatan Banyakan memang salah satu sentra produksi mangga di Kabupaten Kediri,selain kecamatan Mojo dan Tarokan. Dari ketiga kecamatan itu,diperoleh produksi mangga sebanyak 569.241 ton per tahunnya.
      Melimpahnya produksi mangga di Kecamatan Banyakan menjadi peluang bisnis yang menggiurkan.  Pasalnya,mangga produksi para petani di kecamatan itu sangat digemari oleh masyarakat,baik Kediri maupun luar daerah. Berbagai jenis mangga,seperti podang,gadung,golek dan manalagi selalu menjadi incaran pembeli. Namun dari beragam jenis mangga itu,mangga podang menjadi primadona. “Disini memang yang paling banyak dibeli ya mangga podang,sebab disbanding mangga podang dari Mojo dan Tarokan,mangga podang Banyakan lebih menarik. Selain bentuknya yang bulat,daging buahnya juga banyak dan rasanya manis,”kata Sodri (58) seorang pedagang mangga.
      Tingginya minat warga untuk membeli mangga podang dan jenis mangga lain produksi Banyakan,membuat omset penjualan menjadi besar. Dalam sehari,pedagang bisa mereguk keuntungan antara Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta,tergantung pada banyaknya stok yang dimiliki pedagang. Rata - rata setiap harinya,pedagang bisa menjual 1 - 2 kuintal mangga. Penjualan tidak hanya dilakukan secara eceran,melainkan juga dalam partai besar. Mangga dikirim ke beberapa daerah lain,seperti Surabaya,Yogya,Sumatera hingga Kalimantan. “Pedagang mangga tidak mengenal sepi karena pembeli terus berdatangan. Kalau pedagang kecil,untungnya sekitar Rp 500 ribu per hari sedangkan kalau pedagang besar yang jumlah stoknya banyak,keuntungan berkisar antara Rp 4 - 5 juta perhari,”imbuh pria yang sudah menjadi pedagang mangga sejak tahun 1977 silam.
      Besarnya keuntungan dari penjualan mangga membuat banyak warga yang menggeluti pekerjaan itu. Tidak hanya dari wilayah Banyakan,para pedagang mangga juga berasal dari beberapa daerah sekitar,seperti Grogol,Semen dan Tarokan. Warga luar daerah ini umumnya menjadi pedagang musiman. Mereka biasanya berdagang hanya ketika musim panen raya mangga tiba.
      Namun semenjak lebaran lalu hingga saat ini,para pedagang mangga musiman itu tetap beroperasi. Akibatnya,para pedagang harus rela berbagai stok. Pasalnya,saat ini pasokan mangga sedikit berkurang menyusul masih sedikitnya petani yang memanen. Minimnya pasokan juga membuat harga jual mangga menjadi naik. “Saat ini pasokan memang turun karena belum waktunya panen. Makanya harga jual naik. Kalau sebelumnya harga antara Rp 8 - 10 ribu per kilogram,sekarang menjadi Rp 11 - 13 ribu per kilonya,”imbuh Sodri.
      Menariknya,meski harga naik,namun jumlah pembeli tidak berkurang. Bahkan karena minimnya pasokan,para pembeli seolah penasaran dan berusaha mendapatkan produk mangga Banyakan. “Kondisi sekarang,barang sepi tapi pembelinya justru lebih banyak,banyak yang nyari mangga,”kata Karmiati (55) pedagang mangga lainnya.
      Membludaknya pembeli juga akan terlihat ketika panen raya tiba,antara bulan November hingga Desember. Bahkan pada bulan - bulan itu,pasar buah Banyakan yang biasanya sepi,akan dipenuhi oleh pedagang dan pembeli yang bertransaksi jual beli mangga. “Kalau panen raya lebih ramai lagi,karena pedagang tidak hanya di jalan,tapi juga di dalam pasar buah. Padahal kalau hari biasa seperti ini,pasar buah sepi,karena hanya diisi pedagang kelapa,”kata Taqin (37) pedagang mangga yang lain.
      Hingga Rabu siang (7/9),sejumlah pembeli dari luar daerah masih terlihat berada di sejumlah kios penjualan mangga. Beberapa diantara mereka terlihat asyik mencicipi mangga yang dipajang di depan kios. Beberapa pembeli terlihat membeli mangga dalam jumlah besar sebagai oleh - oleh. “Mangga disini memang enak mas,beda dengan mangga lainnya. Selain itu mangga disini sudah terkenal dimana - mana,”kata Imam Baehaqi (48) warga Yogyakarta yang menyempatkan singgah membeli mangga sebelum kembali ke daerah asalnya. 

(Laporan : V.Triwidodo / Yh. Muhammad)